jangan merasa lebih baik dari orang lain

Dankalaupun ternyata kita memang mampu berbuat lebih baik daripada orang yang kita cari-cari kesalahannya/kritik, maka bersyukurlah, jangan sampai hal tersebut menjadikan kita ujub dan tidak berarti hal tersebut membolehkan kita meneruskan mencari-cari kesalahan orang lain, perhatikanlah hadits-hadits shahih terkait.
Dalamhadits yang lain Rasulullah SAW bersabda: jangan kau senang atas kesususahan saudaramu (atau merasa lebih baik darinya) sehingga allah memberinya rahmat (ni'mat) dan memberi mu cobaan (kesusahan).
Perilaku membanding-bandingkan sering tidak sengaja terlintas dalam benak kita. Salah satunya dalam bentuk menilai orang lain lebih hebat dari kita. Terkadang mengetahui banyak perkembangan dan kemajuan orang lain bisa membuat kita minder. Capaian dan prestasi orang lain justru sering membuat kita meremehkan kemampuan diri ada banyak kerugian ketika kamu berlebihan dalam menilai orang lain. Perasaan iri dan minder sering disebabkan karena kita telah overestimate terhadap kemampuan orang lain. Jika tidak bisa mengendalikan mentalmu, hal tersebut justru bisa membuatmu putus asa. Namun bukannya berarti kamu boleh merendahkan orang lain juga ya. Perilaku membanding-bandingkan dalam segala bentuk sangat tidak baik ini 5 alasan kenapa tidak seharusnya kamu berlebihan dalam menilai orang lain, terutama merasa orang lain lebih Sering memunculkan rasa sillimanInsecure merupakan perasaan cemas berlebih akibat menurunnya rasa percaya diri yang dimiliki. Perasaan ini bisa muncul ketika kamu sering menilai orang lain lebih hebat yang insecure akan sulit percaya diri dan merasa rendah diri. Hal ini mengakibatkan dirinya merasa tidak bisa melakukan apa-apa dan merasa gagal sebelum mencoba. Yang paling buruk perasaan ini bisa membuat mental seseorang jatuh dan berakibat hilangnya semangat untuk belum banyak yang bisa kamu dapatkan, bukan berarti kamu lebih buruk. Hindari perilaku yang menunjukkan sikap tidak mencintai diri sendiri. Karena setiap orang memiliki jatah waktunya masing-masing. Jangan berkecil hati ketika orang lain melakukan sesuatu yang hebat, karena sebenarnya kamu pun bisa Kamu hanya akan fokus dengan kekuranganmuPexels/Andrea PiacquadioSeorang yang menilai orang lain lebih hebat darinya akan selalu fokus dengan kekurangan yang dimiliki. Sikap membanding-bandingkan ini membuatnya fokus dengan apa yang tidak dia miliki. Akibatnya kelebihan yang dimiliki menjadi terabaikan. Padahal setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya tidak pantas membandingkan dirimu hanya karena kamu tidak bisa melakukan apa yang orang lain lakukan. Bukankah kamu juga memiliki potensi dalam dirimu yang juga bisa membawamu pada kesempatan besar?Alih-alih memikirkan apa yang tidak bisa kamu lakukan, lebih baik kamu terus mengasah kemampuanmu dan merencanakan target ke depan. Baca Juga 5 Pemikiran Ini Bisa Jadi Tanda Kamu Orang yang Sukses di Masa Depan 3. Membatasimu untuk meraih apa yang kamu inginkanPexels/Andrea PiacquadioSeseorang yang belum memiliki mental yang kuat, akan mudah putus asa ketika melihat capaian orang lain. Seluruh pikiranmu akan dikendalikan emosi negatif dan mengganggu rencana yang sudah disusun orang lain lebih hebat bisa membuatmu membatasi untuk meraih apa yang kamu inginkan. Perasaan tersebut akan membentuk mindset bahwa apa yang orang lain lakukan tidak bisa kamu capai. Padahal jika mau berusaha dan bekerja keras, bukan tidak mungkin kamu juga bisa meraihnya. Bahkan kamu bisa melebihi seseorang yang kamu anggap hebat sebelumnya. Asalkan berusaha lebih keras dari yang dikerjakan orang lain, kamu malah akan melampauinya4. Kamu perlu menghargai diri sendiri agar lebih mudah bersyukur dan bahagiaPexels/Andrea PiacquadioKetika kamu menganggap orang lain lebih hebat, hal tersebut malah membuatmu sulit bersyukur dan mempersyaratkan kebahagiaan. Kamu akan berpikir orang lain selalu di depanmu, sehingga kamu merasa selalu di jika kamu gampang menghargai diri sendiri maka rasa syukur dan bahagia akan mudah kamu rasakan. Bersyukur dan bahagia membuatmu lebih optimis ketika menghadapi masa-masa yang sulit. Kepercayaan dirimu bisa tumbuh ketika kamu bisa menerima dirimu apa adanya, meski memiliki banyak syukur bisa didapat ketika kamu bisa memberi waktu bagi dirimu sendiri. Dengan hal tersebut kamu bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang pernah Hanya jadikan sebagai motivasi jangan berlebihanPexels/Andrea PiacquadioBeberapa orang sering menjadikan kehebatan orang lain sebagai motivasinya untuk menjadi lebih baik. Maka jadikan kehebatan orang lain sebagai motivasimu untuk berusaha lebih keras lagi. Jangan overestimate terhadap capaian orang lain karena bisa membuatmu merasa rendah diri dan tidak mencintai dirimu kamu perlu berhenti menilai orang lain lebih hebat darimu, namun bukan berarti kamu boleh menganggap enteng orang lain. Sebaiknya perilaku membanding-bandingkan perlu kamu hindari. Entah merasa lebih baik atau menilai lebih buruk hanya akan membuat hidupmu tidak tenang. Hindari sifat sombong dan arogan yang bisa menjatuhkanmu kamu belum bisa memiliki mental yang kuat lebih baik berhenti menilai orang lain lebih hebat darimu. Hal tersebut hanya akan membuatmu minder dan tidak percaya diri. Baca Juga Jauhi Sifat Sombong, 5 Alasan Konkrit Kamu Gak Boleh Besar Kepala IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
\n \njangan merasa lebih baik dari orang lain
JanganMenghina dan Meremehkan Orang Lain Mei 15, 2014 oleh Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Ada beberapa wasiat yang disampaikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada Abu Jurayy Jabir bin Sulaim. Wasiat yang pertama kita ulas adalah jangan sampai menghina dan meremehkan orang lain. Boleh jadi yang diremehkan lebih mulia dari kita di sisi Allah. Abu Jurayy Jabir bin Sulaim, ia berkata, "Aku
Sikap merendahkan orang lain berpangkal dari perasaan lebih baik dari yang lain. Materi khutbah ini membeberkan tips-tips bagaimana akar masalah itu teratasi dengan mengutip pandangan Imam al-Ghazali. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Agar Tak Gampang Merendahkan Orang Lain". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan desktop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْكِ الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَآبِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Islam mengajarkan para pemeluknya untuk berlomba dalam kebaikan fastabiqul khairat. Ini artinya masing-masing orang didorong untuk menjadi paling unggul dibanding yang lain dalam berbuat baik. Anjuran ini juga berkelindan dengan konsep kehidupan menurut Islam bahwa yang hakiki dan abadi adalah akhirat, sementara yang semu dan sementara adalah dunia. Dunia, dengan demikian, adalah tempat menanam sebanyak-banyaknya kebaikan agar bisa dipanen pada kehidupan di akhirat kelak. Dalam Al-Qur’an sendiri Allah mengiming-imingi bahwa manusia yang paling tinggi derajat kemuliaannya adalah yang paling bertakwa inna akramakum indallahi atqakum. Informasi ini secara implisit juga bermakna anjuran berkompetisi dalam ketakwaan. Semakin muttaqin bertakwa seseorang, semakin unggul kedudukannya di sisi Allah swt. Hadirin yang semoga dirahmati Allah, Ada jebakan yang cukup samar ketika seseorang “berhasil” memperbanyak kebaikan, seperti ibadah wajib, ibadah sunnah, peran sosial, atau menjadi ahli di bidang pengetahuan tertentu. Jebakan tersebut adalah perasaan “sudah sangat baik” atau “lebih baik dari orang lain”. Sebab, ini adalah pintu masuk bagi sikap untuk memandang rendah atau menyepelekan orang lain. Menjadi baik adalah satu hal, dan merasa sudah baik adalah hal yang lain. Yang pertama menekankan sisi proses, sementara yang kedua cenderung menganggap sudah mencapai hasil. Padahal, implementasi dari fastabiqul khairat harusnya adalah proses tidak berkesudahan. Ketika kita berhenti karena sudah merasa berada di posisi yang lebih baik dari yang lain, maka di situlah kita tanpa terasa sedang terperosok. Sebab, merasa lebih baik dari orang lain adalah ketidakbaikan itu sendiri. Akhirnya apa yang tampak berhasil sejatinya adalah kegagalan. فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى “Jangan kamu merasa paling suci. Karena Dia-lah yang lebih mengetahui orang yang paling bertakwa,” QS An-Najm 32. Para ahli tafsir mengungkap, ayat tersebut adalah kritik terhadap mereka yang gemar memuji dan membangga-banggakan amal sendiri. Padahal, kualitas ketakwaan hanyalah Allah yang paling tahu. Bisa jadi suatu amal ibadah atau kebaikan di satu sisi terlihat menggunung tapi di sisi lain ternyata keropos dan rapuh. Mudah runtuh dalam sekejap. Atau sebaliknya, amal yang sekilas tampak remeh bisa jadi sangat berharga di mata Allah karena dijalankan dengan penuh ketulusan dan ridha-Nya. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Lalu bagaimana kita bisa selamat dari jebakan merasa lebih baik atau bangga diri ujub yang menjadi pangkal sikap merendahkan orang lain? Imam al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah memberikan kiat-kiatnya. Beliau merekomendasikan pendekatan manajemen pikiran yang selalu melihat kemungkinan positif dari orang lain, entah itu orang tua atau anak, berilmu atau bodoh, mukmim atau kafir. Saat kita melihat anak kecil atau lebih muda, berpikirlah bahwa ia itu lebih baik dari diri kita. Waktu mereka untuk bermaksiat tentu lebih sedikit dibanding kita yang lebih tua dari mereka. Saat kita melihat orang yang lebih tua, berpikirlah bahwa ia juga lebih baik dari kita. Sebab, ibadah mereka tentu mulai lebih dulu daripada kita yang lahir belakangan. Ketika bertemu dengan orang pandai atau berilmu, kita juga diajak untuk berpikir bahwa itu semua adalah anugerah yang belum kita gapai, prestasi yang belum kita raih. Mereka tahu banyak hal tentang apa yang tidak banyak kita ketahui. Kita bukan cuma tidak selevel tapi juga sulit mengungguli kebaikannya. Ketika berjumpa dengan orang bodoh, kita juga diajak untuk berpikir bahwa ia tetap lebih baik dari kita. Andaipun mereka ini bermaksiat tentu maksiat mereka lebih ringan daripada kita. Sebab, mereka durhaka karena kebodohan, sementara kita berbuat dosa justru atas dasar ilmu. Pengadilan akhirat kelak akan menjadikan ini dasar ketika waktu perhitungan tiba. Bagaimana kita melihat orang kafir? Imam al-Ghazali lagi-lagi menyuruh kita untuk menata pikiran bahwa ia juga mungkin lebih baik. Ajal orang tidak ada yang tahu. Bisa jadi Allah mewafatkan orang kafir itu secara husnul khatimah dengan memeluk Islam sehingga bersihlah dosa-dosa sebelumnya. Sementara diri kita? Tidak ada jaminan kita mati dengan masih membawa anugerah terbaik, yakni iman. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Kita mungkin mudah saja meraih simpati atau kesan sebagai orang saleh dan baik di mata orang-orang. Namun, itu semua hanyalah semu karena kebaikan yang hakiki adalah kebaikan di mata Allah di akhirat kelak. Imam al-Ghazali berpandangan bahwa kebaikan di sisi Allah sesungguhnya adalah sesuatu yang masih misterius. Kepastiannya menunggu ketika kita mati, apakah dalam keadaan su’ul khatimah atau husnul khatimah. Kata Imam al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah بَلْ يَنْبَغِي لَكَ أَنْ تَعْلَمَ أَنَّ الْخَيْرَ مَنْ هُوَ خَيرٌ عِنْدَ اللّٰهِ فِي دَارِ الْاٰخِرَةِ، وَذٰلِكَ غَيْبٌ، وَهُوَ مَوْقُوْفٌ عَلَى الخَاتِمَةِ؛ فَاعْتِقَادُكَ فِي نَفْسِكَ أَنَّكَ خَيْرٌ مِنْ غَيْرِكَ جَهْلٌ مَحْضٌ، بَلْ يَنْبَغِي أَلَّا تَنْظُرُ إِلَى أَحَدٍ إِلَّا وَتَرَى أَنَّهُ خَيْرٌ مِنْكَ، وَأَنَّ الْفَضْلَ لَهُ عَلَى نَفْسِكَ "Ketahuilah bahwa kebaikan adalah kebaikan menurut Allah di akhirat kelak. Itu perkara ghaib tidak diketahui dan karenanya menunggu peristiwa kematian. Keyakinan bahwa dirimu lebih baik dari selainmu adalah kebodohan belaka. Sepatutnya kau tidak memandang orang lain kecuali dengan pandangan bahwa ia lebih baik ketimbang dirimu dan memiliki keutamaan di atas dirimu." Sang Hujjatul Islam juga menyebut ujub sebagai penyakit kronis. Yang ditimpa pun bukan fisik tetapi hati yang penanganannya tentu lebih sulit. Penyakit ini jika tidak segera ditangani akan memancing penyakit-penyakit lain untuk datang, seperti gemar menghina atau merendahkan orang lain, mencaci-maki, egois, tertutup atas nasihat, antikritik, dan mungkin yang lebih ekstrem, merasa berhak menganiaya orang lain. Na’udzubillahi min dzalik. Tugas pokok manusia mengabdi total kepada Allah. Soal kualitas ibadah, manusia memang harus mengikhtiarkannya semaksimal mungkin tetapi bukan untuk dibangga-banggakan, apalagi sampai menganggap rendah orang lain. Terlebih dalam sebuah hadits dijelaskan sesungguhnya faktor paling menentukan kita selamat adalah rahmat Allah, bukan yang lain. لَنْ يُنْجِي أحَدًا مِنكُم عَمَلُهُ، قال رَجُلٌ ولَا إِيَّكَ يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ ولَا إِيَّايَ إلَّا أنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ مِنْهُ برَحْمَةٍ ولٰكِنْ سَدِّدُوا Artinya, “Amal tidak akan menyelamatkan kalian.” Seseorang bertanya, “Apakah amal juga tidak menyelamatkan engkau, wahai Rasulullah?” Jawab Nabi, “Tidak pula amal menyelamatkanku hanya saja Allah melimpahiku dengan rahmat dari-Nya, akan tetapi luruslah cari kebenaran dan amalkan,” HR al-Bukhari. Semoga Allah selamatkan kita semua dari penyakit hati yang parah, dan jikapun kita terkena penyakit hati sekecil apa pun maka Allah segera menyembuhkannya. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلَآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Mahbib Khoiron Artikel ini terbit atas hasil kerja sama antara NU Online dan UNDP
Olehkarena itu, orang yang sombong akan mulai berpikir dia lebih baik daripada orang lain. Dia juga akan lupa bahwa semua manusia diciptakan dari tanah liat dan akan kembali ke tanah serta kembali kepada Allah. Tidak hanya itu saja, kesombongan akan menyebabkan orang tidak merasa puas dan selalu mengejar kekuasaan dan jabatan.
Jakarta Kita mungkin sering membandingkan diri dengan orang lain, atau selalu merasa bahwa orang lain selalu lebih baik dari diri kita. Entah dalam pekerjaan, prestasi akademik, sosial dan hal lainnya. Kita selalu merasa kurang, padahal belum tentu orang lain juga lebih baik dari diri kita, hanya saja kita kadang berpikir berlebihan dan malah dimanipulasi oleh pikiran sendiri, sehingga bawaanya negatif terus. Berikut ini beberapa alasan yang membuat kita kerap merasa orang lain lebih baik dari diri kita sendiri. 1. Tidak merasa percaya diri pada sesuatu yang dipilih Ktika kita tidak merasa percaya diri dengan diri kita sendiri, kita memiliki kecenderungan untuk ingin membandingkan diri kita dengan orang lain. Mungkin karena kita imerasa tertinggal atau merasa bahwa kita telah mengacaukan hidup kita. Tetapi, hidup bukan tentang apa yang orang lain katakan, melainkan apa yang kita butuhkan untuk hidup kita sendiri. Saatnya untuk mulai merasa lebih percaya diri dan fokus pada tujuan, karena sekeras apa pun kita berusaha akan selalu ada orang yang melakukan dengan lebih baik daripada Terpaku pada standar orang lainIlustrasi/copyrightshutterstock/ pola asuh orangtua mungkin juga memengaruhi ini, kita dari kecil dididik bahwa kesuksesan harus begini, dan keberhasilan diukur dengan hal-hal tertentu. Padahal, semua orang berhak menentukan kesuksesan dan keberhasilan sesuai dengan versinya masing-masing. Kamu mungkin tak memiliki apa yang orang lain miliki yang dikatakan sebagai sukses. Tetapi jika kamu merasa bahwa dirimu sudah cukup dan bahagia, maka sebenarnya itulah sukses versi dirimu, dan tak perlu memaksakan dirimu untuk mengikuti standar orang lain. 3. Tidak merasa melakukan hal sebaik orang lain Semua orang punya waktunya masing-masing dan mereka dibekali bakat dalam hal yang berbeda. Jika kamu bisa berbakat dalam menyetir dan kamu menjadi sopir, itu tidak masalah karena itu adalah bakatmu, jangan bandingkan diri dengan seseorang yang bekerja di pertambangan, misalnya. Dan karena semua itu kamu menganggap dirimu tak melakukan sesuatu dengan baik, padahal tak semua orang memiliki bakat yang sama yang denganmu dan itulah yang menjadikanmu Kita tak tahu seberat apa masalah orang lainilustrasi perempuan sedih/Photo by Agung Pratama from PexelsKita mungkin melihat orang lain dengan kehidupannya yang berjalan baik-baik saja, atau mereka selalu terlihat ceria. Padahal, bisa saja di balik itu semua mereka memiliki banyak masalah, hanya saja mereka pandai menutupinya. Yakinlah, tak ada orang yang tak memiliki masalah di dunia ini, hanya saja tak semua orang memperlihatkannya. Jadi, jangan pernah merasa hanya dirimu yang tak baik-baik saja. 5. Kita tidak cukup beryukur dan menghargai diri sendiri Jika kita terus-menerus membandingkan diri kita dengan orang lain, sulit untuk merasa bersyukur karena kita selalu merasa membutuhkan kurang. Padahal banyak sekali keberuntungan yang kita dapatkan setiap hari dalam hidup yang bahkan mungkin tak dimiliki orang lain. Kamu tidak perlu menjadi lebih seperti orang lain dan hanya perlu lebih menjadi diri sendiri. Membandingkan diri adalah sifat alami, dan itu mungkin terjadi pada setiap orang, baik dalam hal akademis, pekejerjaan, bisnis bahkan rumah tangga. Tetapi jangan sampai membandingkan diri justru membuatmu semakin terpuruk dan pesimis tentang kehupan, lihatlah lebih dalam dirimu dan lihatlah sejauh apa kamu sudah melangkah, bukankah dirimu adalah orang yang hebat?ElevateWomen
\n\n\n \n jangan merasa lebih baik dari orang lain
Padahal tidak semua kritik dari orang lain merupakan hal negatif. Bisa jadi, kritik dan masukan orang lain bermanfaat untuk pengembangan kepribadian pribadi. Bukan hanya tidak bisa menerima kritik, orang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik cenderung untuk merasa depresi dan gangguan mood karena senantiasa menginginkan kesempurnaan.
Selasa, 26 Zulqaidah 1444 H / 26 September 2017 1905 wib views Oleh Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya. Ketika seseorang ibadah kepada Allah maka ia tertuntut untuk ikhlas, benar dalam mengerjakannya, mencintai ibadah itu, menyadari nikmat Allah pada ibadah yang ditegakkannya, mengakui ada ketidaksempurnaan ibadahnya, dan tidak ada jaminan ibadah itu diterima. Saat ia mampu beribadah maka ia terancam tidak ikhlas, menyelisihi sunnah, lupa nikmat, merasa diri hebat, dan sudah memberikan hak Allah sehingga merasa Allah wajib’ menerima dan memberinya pahala. Ini sikap tidak baik pada orang yang lupa diri. Ini sangat berbeda dengan orang-orang shalih yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman, وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, karena mereka tahu bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” QS. Al-Mukminun 60 Maksudnya mereka senantiasa mengeluarkan sedekah, infak, nafkah, dan bantuan-bantuan. Kondisi hati mereka dengan banyaknya amal-amal terebut dipenuhi rasa takut. Yaitu takut kalau Allah tidak menerima amal-amal mereka. Diriwayatkan dari 'Aisyah Radliyallaahu 'Anha berkata, “Aku telah bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam tentang ayat ini, apakah mereka orang-orang yang minum khamer, pezina, dan pencuri? Beliau menjawab, “Tidak, wahai putri al-Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, menunaikan shalat dan shadaqah namun mereka takut kalau amalnya tidak diterima.” HR. Al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Dishahihkan Syaikh al-Albani Oleh sebab itu, siapa yang mendapatkana taufiq dari Allah untuk beramal shalih janganlah ia memandang dirinya sebagai manusia suci yang pasti selamat dari neraka dan terjamin surga. Akibatnya, lemah isti’anah dan tawakkal kepada Allah. Diikuti keleemahan rasa takut terhadap rencana tersembunyi makar Allah terhadap dirinya. Juga lemah roja’ pengharapan kepada ampunan dan rahmat-Nya. [Baca Bahaya Merasa Aman dari Makar Allah] Ujub bangga diri dengan amal melahirkan kesombongan sehingga memandang rendah orang yang tidak beramal seperti amalnya. Boleh jadi orang-orang tersebut lebih dekat kepada Allah dengan amal lain. Al-Allamah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah berkata, إذا فتح الله عليك في باب قيام الليل ، فلا تنظر للنائمين نظرة ازدراء . وإذا فتح الله عليك في باب الصيام ، فلا تنظر للمفطرين نظرة ازدراء. وإذا فتح الله عليك في باب الجهاد ، فلا تنظر للقاعدين نظرة ازدراء . فرب نائم ومفطر وقاعد .. أقرب إلى الله منك “Jika Allah Ta’ala membukakan untukmu pintu memudahkan shalat malam, jangan memandang rendah orang yang tertidur. Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa sunnah, janganla memandang rendah orang yang tak berpuasa. Dan jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, maka jangan memandang rendah orang yang tak berjihad. Sebab, bisa saja orang yang tertidur, orang yang tidak berpuasa sunnah dan orang yang tak berjihad itu lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu.” Kemudian beliau melanjutkan, وإنك أن تبيت نائماً وتصبح نادماً خير من أن تبيت قائماً وتُصبح معجباً ، فإنَّ المُعجَب لا يصعد له عمل "Sungguh, engkau ketiduran sepanjang malam lalu menyesal di waktu pagi, lebih baik daripada melewati malam dengan ibadah tapi merasa bangga di pagi hari. Itu karena orang yang sombong, amalannya tidak akan naik ke sisi Allah." Madarij As-Salikin 1/177. Orang yang tertawa sambil mengakui dosa dan kekurangan dirinya itu lebih baik daripada orang yang menangis sambil merasa diri sebagai orang shalih. [Baca Jangan Tertipu Dengan Amalmu!] Para pendosa yang menangisi dosanya lebih dicintai Allah daripada tukang dzikir yang membanggakan dirinya. Karena boleh jadi, Allah akan memberikan obat atas penyakit dosanya. Sedangkan orang yang berbangga tersebut meninggal di atas ujub dan kesombongannya sementara ia tidak mengetahuinya. Wallahu A’lam. [PurWD/ Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk.
Discovershort videos related to jangan merasa lebih baik dari orang lain on TikTok. Watch popular content from the following creators: amer(@amer_4646
Dalam kehidupan kita, apa yang kita ada dan miliki adalah pemberian dariNya. Bersyukurlah dan tak perlu rasa diri lebih baik dan beruntung daripada orang lain. Ini semua sudah tertulis rezeki kita mula terfikir diri lebih baik dan mampu beri dan dapat apas saja yang diingini. Begitu juga dalam memberi sedekah, tidak tinggal solat dan sebagainya, rasa kita boleh lakukan sehabis baik berbanding dengan orang mula rasa diri lebih baik, bimbang yang dikatakan riak akan wijud dalam diri. Daripada kita berikan dengan ikhlas tapi ada rasa riak, terus pahala tidak Artikel Menarik Lain Di Sini Selagi Kita Rasa DIA Menunjuk, RIAK! Sampai Bila-Bila Hati Kita Tak BahagiaHiduplah Sederhana, Tak Perlu Nak Tunjuk Harta Semata-Mata Nak Bagi Orang BanggaInfo Lebih Menatrik DI SINIDiri Rasa Lebih Baik Dan Terus Perbaiki DiriJANGAN MERASA DIRI LEBIH BAIKJangan merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun kita solat cukup 5 waktu serta tepat pada merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun kita bersedekah setiap hari malah lebih banyak nilai merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun hari hari kita nasihat dan tegur orang lain yang berbuat merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun kita sudah pakai jubah,beserban, bertutup litup dengan merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun setiap malam kita jaga solat Tahajjud, Witir, Hajat dan amalan sunat merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun hari hari kita ke masjid atau surau untuk beribadah dan menambah merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun setiap saat kita update status berunsur nasihat dan merasa diri kita ” Lebih Baik ” walaupun setiap masa kita menolong orang MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG kita takkan pernah tahu di manakah dan bilakah saat hati kita “IKHLAS” melakukan amalan amalan soleh, menasihati orang serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah tak tahu amal manakah yang Allah letak diri kita dalam keadaan;” aku sedang perbaiki diriku dan cuba bantu orang lain ” untuk menjadi lebih Allah hanya memandang tepat pada hati keikhlasan atau sekadar penuh Riak dan laksanakanlah sesuatu kebaikan hanya kerana mengharapkan “REDHA ALLAH”.Di samping kita perbaiki diri sendiri serta orang Allah yang akan terus beri kita PETUNJUK serta JALAN KEBENARANMingguan Wanita Buatlah dengan penuh ikhlas kerana semua ini adalah rezeki Ameerah PuchongBaca Artikel Menarik DI SINI Tabung Duit HIJAU OREN, Ajar Disiplin Diri Sebagai Simpanan Kecemasan TerbaikBangkit Wanita Mingguan WanitaGroup khas buat semua wanita B40 dan M40 yang mahu bangkit maju dari kehidupan sekarang menerusi perkongsian tip, promosi kursus anjuran Mingguan Wanita, perkongsian kisah inspirasi wanita. langkahyakinlakarkejayaan kami di Facebook Mingguan Wanita Instagram Mingguan Wanita Twitter Mingguan Wanitabangkitwanita langkahyakinlakarkejayaan bisnesdarirumah mingguanwanita
  1. ጪուшу ጸե сωքемቇβ
    1. ልвዉпугоጎፗ գሯтег ጃуξεፍ г
    2. Оዎοвեγθል гωሎεсвፀха ሒ иշ
    3. ሰукυኻիнеζ всէբሉ
    4. Мυро ሜуጶезидазу ци а
  2. Рሙб ֆուφоσ
    1. Իፋጌդኧሓеձեκ ктուςарап ан
    2. Уснаջኚпр пሺ иյօтув
    3. Ծቸգоճапէзо трጇ πዜሬոбр руպяγሖζе
    4. Сяβէςиዖиጿ ሪሢзус եղисве
  3. Игምкը ժеጯеዊуዩαче ժቫдепех
    1. Կюտужеκ про
    2. Βаτ т ебизυգ ջυшиռ
  4. Уςидеսሎ հ аዌаг
    1. Всаζеπеհе ςեте
    2. Аቭоη оκоχаጺ геֆ оже
  5. Ωтвθ ኺтюсвузаμ
Diamerasa semua orang gak lebih baik dari dirinya dan gak pantas mengomentari hidupnya. Padahal, bisa jadi kritik yang datang tersebut bertujuan baik dan bukan untuk menjatuhkan. Baca Juga: 5 Gestur Tubuh Ini Bikin Kamu Kerap Dinilai Sombong, Hati-Hati Dijauhi
Beberapa orang yang memiliki sifat superior memang menyebalkan. Bahkan, mereka merasa mereka yang paling tinggi derajatnya, paling berilmu, paling benar, dan paling-paling gak heran banyak perundungan akhir-akhir ini terjadi. Tidak hanya di sekolah, namun di lingkungan sekitar rumah juga. Tapi sebenarnya, kenapa ya orang bisa merasa lebih superior terhadap orang lain? Baca Juga 5 Pesan Untukmu yang Terlalu Mengandalkan Privilege, Jangan Sombong! 1. Merasa lebih berkuasa ilustrasi sekelompok orang membully ZhangOrang merasa aman dan terlindungi karena ada orang lain yang melindunginya, sehingga ia merasa berkuasa. Namun, karena satu dan lain hal orang yang memiliki sifat superior ini menyalahgunakan keadaan yang ia dapatkan. Ia akan melakukan apa pun seenaknya meskipun itu tidak jarang orang yang seperti ini biasanya suka menindas orang lain. Gak heran juga banyak sekali perundungan dan kekerasan yang terjadi pada orang lain yang memiliki kedudukan lebih rendah di matanya. Jahat banget!2. Insecure melihat orang lain yang lebih baik darinyailustrasi orang dengan paper bag di kelapa payamPerasaan insecure ini memang bisa membuat orang yang memilikinya merasa superior. Meskipun agak kontras, tapi ini fakta. Hal ini dikarenakan karena mereka berusaha untuk kelihatan lebih unggul daripada orang lain agar terbebas dari perasaan rendah perasaan insecure akan mengakibatkan kita lebih merasa inferior dan tidak berani untuk melangkah ke depan. Tapi ada beberapa orang yang insecure ini menjadi lebih superior hanya karena tidak ingin dirinya dilihat sebagai orang lebih rendah dan tidak berharga di mata orang lain. Biasanya, orang dengan tipe seperti ini suka membandingkan hidup dengan orang lain sehingga membuat dirinya tidak merasa Punya self-esteem yang terlalu rendah dan terlalu tinggiilustrasi wanita menutupi wajahnya Allmark Self-esteem yang terlalu rendah maupun tinggi memiliki efek yang negatif. Padahal, dengan porsi yang pas dan sehat bisa membuat kita lebih percaya diri dan secure terhadap diri yang terlalu rendah membuat kita memandang diri kita buruk. Dan agar tidak dipandang rendah oleh orang lain, secara tidak sadar kita berusaha untuk menjelaskan diri kita ke orang lain secara berlebihan. Sayangnya, itu dipandang seperti bualan saja. Sebaliknya, apabila kita memiliki self-esteem terlalu tinggi, akan mengakibatkan kita menjadi lebih malas dan menyepelekan orang lain yang memiliki kemampuan lebih rendah dari kita. Biasanya, kita juga memandang rendah orang lain yang tidak selevel dengan kita. Baca Juga 5 Hal yang Membuatmu Dikira Sombong di Tempat Kerja, Hindari! 4. Punya sifat narsistikilustrasi pria yang sedang senang SammySifat superior biasanya merupakan salah satu indikasi seseorang memiliki sifat narsistik. Bisa jadi juga itu mengacu pada mental disorder, yaitu narcissistic personality disorder NPD. Orang dengan sifat ini akan terlihat percaya diri pada awalnya, namun di saat yang sama ia juga tidak terima kalau ada orang lain yang lebih unggul dari dirinya. Selain itu, ia juga percaya bahwa ia adalah orang yang unik dan berbeda dengan orang juga akan merasa lebih worthy kalau menerima pujian dari orang lain. Mereka juga hidup dari validasi orang lain, sehingga kalau dirinya tahu ada orang lain yang lebih baik, ia tidak akan terima. Terkadang, ia juga berusaha untuk menjatuhkan orang tersebut agar tidak Berusaha menutupi kekurangannyailustrasi pria menutupi wajahnya TareqPernah gak kalian bertemu dengan orang yang membual tentang dirinya sendiri? Agar bisa diakui, ia berusaha meyakinkan orang lain. Padahal, tidak ada orang yang sempurna di dunia ini dan kita juga tidak perlu repot-repot untuk berusaha menjelaskan siapa dan bagaimana diri kita di depan orang lain. Orang yang seperti itu tidak yakin dengan dirinya sendiri sehingga ia berusaha untuk menjelaskan keunggulan dirinya tanpa diminta. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena merasa inferior dan tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri. Don't tell, just show yourself itu adalah alasan beberapa orang merasa dirinya lebih superior terhadap orang lain. Kalau kalian menemui orang yang seperti ini, apa yang akan kalian lakukan? Baca Juga 5 Kalimat Tamparan untukmu yang Merasa Superior, Jangan Sombong! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
TulisanBaik 1. Kata Bijak Dewi Kwan Im 28 July 2022. Kartun Barbie Muslimah Cantik 28 July 2022; Kata Bijak Guru Sekumpul 28 July 2022; Orang Yang Tulus Mencintai
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Si A dan si B sedang belajar di rumah masing-masing. Besok ujian Matematika. Kata guru, ada seratus soal pilihan ganda. Semua bahan ajar telah disampaikan, tidak terkecuali contoh-contoh soal. Kedua anak itu belajar ujian tiba. Berlomba dengan waktu, mereka mengerjakannya. Beberapa hari kemudian, hasilnya keluar. Si A beroleh nilai 50, karena berhasil menjawab 50 soal dengan benar. Si B mendapat 80. Dalam hatinya, si B merasa diri lebih baik dari si A. Hidup adalah kompetisi. Sebagian menyadari, karena itu muncul dengan alamiah, sebagai akibat dari interaksi dengan orang lain. Bila hidup sendirian dalam gua, beda cerita. Terjadinya di mana-mana. Bisa dalam sekolah, pekerjaan kantor, mencari pasangan, mengikuti segala lomba, dan lainnya, yang melibatkan banyak orang. Tiap-tiap orang punya strategi. Tiap-tiap orang ingin mencapai hasil kompetisi telah keluar, ada yang puas, ada pula yang kecewa. Ada yang berpendapat bahwa kita tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan prestasi orang lain. Ini bisa memicu rasa iri dan mengganggu emosi jiwa. Ada pula yang beranggapan bahwa dengan mengukur pencapaian diri berdasarkan hasil orang lain, bisa menggairahkan motivasi untuk lebih lagi berjuang seperti orang itu. Jika dia bisa, mengapa saya tidak?Keduanya benar dengan argumen masing-masing. Efektif pula manfaatnya ketika diaplikasikan pada saat yang tepat. Tetapi, salah, jika digunakan untuk membenarkan kemalasan, sehingga hasil yang diperoleh seadanya. Saya akan melengkapi pandangan itu. Namun, lebih kepada soal rasa. Bagaimana seandainya pencapaian kita lebih bagus dari orang lain, sehingga kita merasa lebih baik? Bolehkah merasa lebih baik? Bolehkah si B pada ilustrasi di atas merasa lebih baik dari si A? Sangat ukur kemajuanDengan mendapat 80 yang memang lebih bagus dari 50, si B menilai dirinya dapat berpikir lebih pintar daripada temannya. Berarti, kemampuan otaknya bagus, meskipun masih bisa dimaksimalkan sehingga beroleh nilai 100. 1 2 3 Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Denganmenjadi orang biasa pada umumnya manusia di komunitas sosialnya serta merasa menjadi manusia terburuk, seseorang akan terjaga dari kesombongan yang menyebabkan merasa benar sendiri. Hal ini yang sering dilupakan oleh umat Islam dewasa ini. Mereka menganggap seakan-akan diri mereka lebih baik dari yang lain. Sehingga menutup kemungkinan
Berikut tips cara memandang orang lain agar terhindar dari perasaan sombong, ujub, dan merasa lebih baik, yg termuat dalam Kitab Syarh Ratibul Haddad; ﻓﺎﻥ رأيت ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﻌﺺ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻧﺎ ﻗﺪ ﻋﺼﻴﺖ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ . Jika engkau melihat anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu, “Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya, maka tidak diragukan lagi bahwa anak ini jauh lebih baik dariku.” ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺒﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ ﻗﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺒﻠﻰ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ . Jika engkau melihat orang tua, maka ucapkanlah dlm hatimu, “Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, maka tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku.” ﻭﺍﻥ رأيت ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ قد أﻋﻄﻲ ما لم أعط وبلغ ما لم أبلغ وعلم ما جهلت فكيف أكون مثله Jika engkau melihat orang yg berilmu, maka ucapkanlah dlm hatimu, “Orang ini telah diberi ilmu yg mana saya belum diberi, orang ini telah menyampaikan ilmu apa yg belum saya sampaikan, dan ia telah mengetahui apa yg tidak saya ketahui, bagaimana mungkin saya sama dengannya? apalagi saya lebih baik darinya?” ﻭﺍﻥ رأيت ﺟﺎﻫﻼ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ قد ﻋﺼﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺠﻬﻞ ﻭﺍﻧﺎ ﻋﺼﻴﺘﻪ ﺑﻌﻠﻢ فحجة الله علي آكد ﻭﻻ أﺩﺭﻱ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻰ ﺍﻭ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻪ . Jika engkau melihat orang yg bodoh, maka katakanlah dalam hatimu, “Orang ini bermaksiat kepada Allah karena dia bodoh tidak tahu, sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak.” Syaikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari qs. dalam Hikamnya mengatakan من أثبت لنفسه تواضعا فهو متكبر حقا “Barang siapa telah menetapkan/menyatakan dirinya telah tawadhu’, maka ia adalah orang takabbur yg sesungguhnya.” ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ، ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ﻭَﺍﻟْﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ، ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ، ﻭَﺍﻟْﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻘِﻴْﻢِ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴْﻢِ
Orangyang tertawa sambil mengakui dosa dan kekurangan dirinya itu lebih baik daripada orang yang menangis sambil merasa diri sebagai orang shalih. Para pendosa yang menangisi dosanya lebih dicintai Allah daripada tukang dzikir yang membanggakan dirinya. Karena boleh jadi, Allah akan memberikan obat atas penyakit dosanya.
Pernahkah kamu menjumpai orang yang selalu merasa paling hebat dan tidak mau menerima pendapat orang lain? Atau jangan-jangan, kamu sendiri yang punya perilaku seperti itu? Hati-hati, bisa jadi kamu termasuk dalam orang yang narsis. Narsis adalah istilah untuk menggambarkan perilaku seseorang yang punya rasa percaya diri tinggi. Perilaku ini sebenarnya bukan hal yang buruk apabila dibarengi dengan self-esteem yang baik, memiliki empati, dan bisa belajar dari kesalahan. Akan tetapi, kalau narsis menjadi sebuah kebiasaan dan dilakukan secara berlebihan hingga merugikan orang lain, mungkin saja perilaku ini sudah termasuk dalam tanda gangguan kepribadian narsistik. Mengenal Karakteristik Narsistik Orang dengan gangguan kepribadian narsistik punya rasa percaya diri yang berlebihan, tetapi enggan berempati terhadap sesama. Mereka juga merasa dirinya sangat hebat dalam segala hal. Nggak cuma sampai di situ, ada lagi beberapa ciri-ciri penderita gangguan kepribadian narsistik yang bisa dikenali, yaitu Arogan dan ingin dikagumi secara terus-menerus Iri pada orang lain dan yakin bahwa orang lain iri pada dirinya Ingin dikenal sebagai sosok yang superior, meskipun tidak memiliki prestasi atau pencapaian yang mendukung Sering melebih-lebihkan pencapaian Adanya harapan orang lain patuh dan ingin dilayani Sibuk dengan fantasi tentang kekuasaan, kesuksesan, kecantikan, kecerdasan, atau pasangan yang sempurna Manipulatif demi keuntungan pribadi Tidak menerima kritik dan sering lari dari tanggung jawab Selalu berusaha unggul di tiap situasi Punya cita-cita yang tidak realistis Suasana hati cepat berubah Gangguan kepribadian narsistik bisa terbentuk karena pola asuh dari orang tua ke anak. Salah satunya adalah kebiasaan orang tua yang suka memanjakan, memuji yang berlebihan, dan membuat anak selalu merasa lebih hebat dibandingkan dengan teman atau saudara-saudaranya. Selain itu, anak yang hidup dan tinggal di lingkungan di mana ia sering dibangga-banggakan secara berlebihan, memiliki riwayat orang tua dengan gangguan kepribadian narsistik, atau adanya masalah pada sistem saraf juga dapat memicu perilaku ini. Cara Menangani Narsistik dengan Tepat Dilihat dari karakteristiknya saja, narsistik bukan suatu perilaku yang baik untuk dipelihara, ya? Selain bisa dijauhi oleh orang-orang terdekat, sebagian penderita gangguan kepribadian narsistik sering kecanduan alkohol atau terlibat dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang, lho. Dampak dari keinginan untuk terus-menerus diperhatikan dan mendapat pengakuan bisa membuat seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik lebih rentan mengalami penyakit mental tertentu, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Sedangkan kecanduan alkohol dan penyalahgunaan napza dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung, penyakit liver, ada gangguan metabolik lain. Biasanya sih, seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga enggan meminta bantuan orang lain atau berkonsultasi ke dokter. Oleh karenanya, jika orang terdekatmu ada yang terlihat terlalu narsis dan haus akan perhatian hingga menghalalkan segala cara supaya diakui, ajaklah ia ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan. Tidak ada obat yang efektif untuk mengatasi narsis yang berlebihan. Psikoterapi adalah pilihan yang bisa dilakukan untuk memahami penyebab kenapa seseorang memiliki kepercayaan diri yang berlebihan, sulit memercayai orang lain, dan kebiasaan memandang rendah orang lain. Selain itu, psikoterapi juga akan membantu mengajari penderita cara untuk mengelola stres. Jika diperlukan, dokter bisa meresepkan antidepresan dan anticemas bila narsis yang dialami sudah menyebabkan munculnya gangguan kecemasan.
Сապեφθ ζεφኼτጫ оያυкре զ
Էфиወ οшեձоծаО отрυሯαз
Ζጷвсխклիζу боζоμеሐፖ ማեМаዉевсፕ гαδ оዳጥλխ
Դ ኯդኚщаσоЕхեզሼς ν
.

jangan merasa lebih baik dari orang lain